Mulut Selalu Gampang Mengucapkan
Logika dan Retorika..????
Tapi apakah anda tahu..!!
Mari kita simak sedikit tentang logika dan retorika..
Mari kita simak sedikit tentang logika dan retorika..
Logika
Pikiran
manusia pada hakikatnya selalu mencari dan berusaha untuk memperoleh kebenaran.
Karena itu pikiran merupakan suatu proses. Dalam proses tersebut haruslah
diperhatikan kebenaran bentuk dapat berpikir logis. Kebenaran ini hanya
menyatakan serta mengandaikan adanya jalan, cara, teknik, serta hukum-hukum
yang perlu diikuti. Semua hal ini diselidiki serta dirumuskan dalam logika.
Secara
singkat logika dapat dikataka sebagai ilmu pengetahuan dan kemampuian untuk
berpikir lurus. Ilmu pengetahuan sendiri adalah kumpulan pengetahuan tentang
pokok tertentu. Kumpulan ini merupakan suatu kesatuan yang sistematis serta
memberikan penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Penjelasan ini terjadi
dengan menunjukkan sebab musababnya.
Logika juga termasuk dalam ilmu pengetahuan yang dijelaskan diatas. Kajian ilmu logika adalah azas-azas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat, dan sehat. Agar dapat berpikir seperti itu, logika menyelidiki, merumuskan, serta menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati. Hal ini menunjukkan bahwa logika bukanlah sebatas teori, tapi juga merupakan suatu keterampilan untuk menerapkan hukum-hukum pemikiran dalam praktek. Ini sebabnya logika disebut filsafat yang praktis.
Logika juga termasuk dalam ilmu pengetahuan yang dijelaskan diatas. Kajian ilmu logika adalah azas-azas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat, dan sehat. Agar dapat berpikir seperti itu, logika menyelidiki, merumuskan, serta menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati. Hal ini menunjukkan bahwa logika bukanlah sebatas teori, tapi juga merupakan suatu keterampilan untuk menerapkan hukum-hukum pemikiran dalam praktek. Ini sebabnya logika disebut filsafat yang praktis.
Objek
material logika adalah berfikir. Yang dimaksud berfikir disini adalah kegiatan
pikiran, akal budi manusia. Dengan berfkir, manusia mengolah dan mengerjakan
pengetahuan yang telah diperolehnya. Dengan mengolah dan mengerjakannya ia
dapat memperoleh kebenaran. Pengolahan dan pegearjaan ini terjadi dengan
mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan, serta menghubungkan pengertian
satu dengan pengertian lainnya.
Tetapi bukan sembarangan berfikir yang diselidiki dalam logika. Dalam logika berfikir dipandang dari sudut kelurusan dan ketepatannya. Karena berfikir lurus dan tepat merupakan objek formal logika. Suatu pemikiran disebut lurus dan tepat, apabila pemikirn itu sesuai dengan hukum-hukum serta aturan-aturan yang sudah ditetapkan dalam logika.
Dengan demikian kebenaran juga dapat diperoleh dengan lebih mudah dan aman. Semua ini menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pegangan atau pedoman untuk pemikiran.
Macam-macam logika
Tetapi bukan sembarangan berfikir yang diselidiki dalam logika. Dalam logika berfikir dipandang dari sudut kelurusan dan ketepatannya. Karena berfikir lurus dan tepat merupakan objek formal logika. Suatu pemikiran disebut lurus dan tepat, apabila pemikirn itu sesuai dengan hukum-hukum serta aturan-aturan yang sudah ditetapkan dalam logika.
Dengan demikian kebenaran juga dapat diperoleh dengan lebih mudah dan aman. Semua ini menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pegangan atau pedoman untuk pemikiran.
Macam-macam logika
Logika
dapat dibedakan atas dua macam, namun keduanya tidak dapat dipisahkan.
a. Logika Kodratiah
Akal budi (pikiran) bekerja menurut hukum-hukum logika
dengan cara spontan. Tetapi dalam hal-hal tertentu (biasanya dalam masalah yang
sulit), akal budi manusia maupunn seluruh diri manusia bisa dipengaruhi oleh
keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subjektif. selain itu,
perkembangan pengetahuan manusia sendiri sangat terbatas. Hal-hal ini
menyebabkan kesesatan tidak terhindarkan. Walaupun sebenarnya dalam diri
manusia sendiri juga ada kebutuhan untuk menghindari kesesatan tersebut. Untuk
menghindari kesesatan itulah, dibutuhkan ilmu khusus yang merumuskan azaz-azaz
yang harus ditepati dalam setiap pemikiran, yaitu logika ilmiah
b. Logika Ilmiah
Logika
ini membantu logika kodratiah. Logika ilmiah memperhalus dan mempertajam akal
budi, juga menolong agar akal budi bekerja lebih tepat, lebih teliti, lebih
mudah, dan lebih aman. Dengan demikian kesesatan dapat dihindarkan, atau minimal
bisa dikurangi dengan kadar tertentu. Logika inilah, yang dimaksud mempunyai
hukum-hukum atau azaz-azaz yang harus ditepati.
Dalam penyelidikan hukum-hukum logika, dapat diuraikan bahwa pemikiran manusia terjadi tiga unsur. Yaitu pengertian-pengertian atau kata, kemudian kata atau pengetian itu disusun itu sedemikian tupa sehingga menjadi keputusan-keputusan. Akhirnya keputusan-keputusan itu disusun menjadi penyimpulan-penyimpulan.
Dalam penyelidikan hukum-hukum logika, dapat diuraikan bahwa pemikiran manusia terjadi tiga unsur. Yaitu pengertian-pengertian atau kata, kemudian kata atau pengetian itu disusun itu sedemikian tupa sehingga menjadi keputusan-keputusan. Akhirnya keputusan-keputusan itu disusun menjadi penyimpulan-penyimpulan.
RETORIKA
Retorika
adalah suatu gaya/seni berbicara baik yang dicapai berdasarkan bakat alami
(Talenta) dan keterampilan teknis. Dewasa ini retorika diartikan sebagai
kesenian untuk berbicara baik, yang dipergunakan dalam proses komunikasi antar
manusia. Kesenian berbicara ini bukan hanya berarti berbicara secara lancar tampa
jalan fikiran yang jelas dan tampa isi, melainkan suatu kemampuan untuk
berbicara dan berpidato secara singkat, jelas, padat dan mengesankan. Retorika
modern mencakup ingatan yang kuat , daya kreasi dan fantasi yang tinggi ,teknik
pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian serta penilaian yang tepat.
Ber-retorika juga harus dapat dipertanggung jawabakan disertai pemilihan kata
dan nada bicara yang sesuai dengan tujuan, ruang, waktu, situasi, dan siapa
lawan bicara yang dihadapi.
Titik
tolak retorika adalah berbicara. Berbicara berarti mengucapkan kata atau
kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai suatu tujuan
tertentu (misalnya memberikan informasi atau memberi informasi). Berbicara
adalah salah satu kemampuan khusus pada manusia. Oleh karena itu pembicaraan
setua umur bangsa manusia. Bahasa dan pembicaraan ini muncul, ketika manusia
mengucapkan dan menyampaikan pikirannya kepada manusia lain.
Retorika
modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, fikiran , kesenian dan kesanggupan
berbicara. Dalam bahasa percakapan atau bahasa populer, retorika berarti pada
tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, atas cara yang lebih efektif,
mengucapkan kata – kata yang tepat, benar dan mengesankan . ini berarti orang
harus dapat berbicara jelas, singkat dan efektif . jelas supaya mudah
dimengerti; singkat untuk menghemat waktu dan sebagai tanda kepintaran ; dan
efektif karena apa gunanya berbicara kalau tidak membawa efek ? dalam konteks
ini sebuah pepatah cina mengatakan ,”orang yang menembak banyak, belum tentu
seorang penembak yang baik. Orang yang berbicara banyak tidak selalu berarti
seorang yang pandai bicara.”
Kesimpulan
Sangat erat kaitan
antara logika dan retorika dalam suatu pemahaman yang sama kita melihat ini
sangata menjadi tolak ukur anda sebagai pemipin karna dengan retorika yang baik
maka orng yang anda pimpin dapat melihat kredibilitas anda, jadi bukan hanya
performan saja yang menjadi power dalam menjadi pemimpin. Hal terpenting dalam
menilai orang yaitu dari cara mereka berretorika dalam kondisi memimpin apapun.
Memahami secara teoritis atau
praktis seorang peimpin dilihat dari dia beretorika yang bisa kita serap secara
logika kita, hanya saja banyak dari sekian orang melihat dari performance para
pemimpin tanpa melihat kredibilitas dan pengalaman yang dimiliki, jadilah orang
yang melihat dan menyimpulkan bukan jadi sosok seseorang yang hanya
menyimpulkan saja tanpa melihat hal yang terjadi.
By
: Wapresma UNILAK
Idealisme Mahasiswa
Sejarah Indonesia adalah sejarah kehidupan mahasiswa. Generasi pemuda
yang hampir selalu muncul sebagai penentu perubahan-perubahan besar
dalam kehidupan bangsa. Soekarno telah menandai awal mula mahasiswa
sebagai kehidupan bangsa dan menjadi penyalur antara rakyat dan penguasa
sehingga menyebut dirinya “Penyambung Lidah Rakyat”. Belum lagi
peristiwa 66, Malari, atau yang masih terngiang oleh kita, yaitu
reformasi. Semua berbicara mengenai kehidupan bangsa dan mahasiswa.
Oleh sebab itu, tak berlebihan untuk mengatakan mahasiswa adalah
calon pemimpin bangsa. Itu mingkin ada pada Anda atau saya. Bak sebuah
padang pertempuran maka perguruan tinggi adalah embrional dari segala
kehidupan bangsa, mahasiswa adalah elemen penting di dalamnya. Idealisme
yang diagungkan seorang mahasiswa adalah sebuah harta benda yang
bernilai. Barang berharga yang mungkin tak lagi dimiliki ketika lepas
dari status mahasiswa. Idealisme mahasiswa mencerminkan idealisme calon
pemimpin negeri ini kelak. Dengan segala transformasi pola pikir yang
mewarnainya. Dekat dengan rakyat. Semua berawal dari kampus. Maka tak
sungkan saya sebut, idealisme mahasiswa adalah idealisme hati nurani
bangsa
/1/
Dalam khazanahnya, suatu hal yang ideal adalah suatu hal yang diluar
jangkauan dunia real. Paradigma itu pula yang menyeret segelinitr
mahasiswa yang idealis adalah mahasiswa yang egois: mahasiswa yang
memiliki acuan tersendiri yang harus tercapai.
Kalau dirunut pada akar kata idealisme dan idealis! Idealisme bermula
dari perkataan Plato tentang pandangannya yang ideal bahwa ide adalah
esensi yang transenden yang melatari setiap realitas yang ada di luar
sehingga ide menjadi realitas yang fundamental. Pandangan tersebutlah
yang memunculkan beragam teori seperti Berkeley dengan pandangan
idealisme subjektivnya yang menekankan bahwa keberadaan ide harus
bersandar pada akal. Lalu, ada Kant dengan transenden idealisme yang
melihat bahwa ide adalah sesuatu yang transenden dalam pikiran kita.
Hegel kemudian mencoba mensitesiskan keduanya sehingga menyebutkan kalau
ide adalah esensi dari alam dan alam adalah keseluruhan jiwa yang
diobjektivkan. Secara garis besar bahwa idealisme itu haruslah berawal
dari akal, meskipun terkadang tidak rasional.
Saat ini, idealisme atau idealis yang kita dengar adalah yang jauh
berbeda dari muasal kata. Idealisme seakan berbicara sebuah pandangan
seorang akan sebuah aliran. Maka tak heran ada pandangan bahwa seserang
dicap dengan idealismenya sebagai sosialis, agamis, kapitalis, atau
liberal. Atau malah, sesuatu yang ideal hanya seperti sebuah mimpi yang
jauh dari dunia real. Sehingga muncul banyak pertanyaan bagaimana cara
mempertemukan idealisme dengan realita. Sehingga dalam dunia mahasiswa
antara idealisme dan realita seperti teman seiring yang bersimpang
jalan.
Menurut KBBI definisi idealisme adalah ide.al.is.me
[n] (1) aliran ilmu filsafat yg menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami; (2) hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yg dianggap sempurna; (3) Sas aliran yg mementingkan khayal atau fantasi untuk menunjukkan keindahan dan kesempurnaan meskipun tidak sesuai dengan kenyataan. Dan pengertian nomor dua adalah yang sering kita alami.
[n] (1) aliran ilmu filsafat yg menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami; (2) hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yg dianggap sempurna; (3) Sas aliran yg mementingkan khayal atau fantasi untuk menunjukkan keindahan dan kesempurnaan meskipun tidak sesuai dengan kenyataan. Dan pengertian nomor dua adalah yang sering kita alami.
Di Indonesia hanya ada dua pilihan.
Menjadi idealis atau apatis. Saya sudah lama memutuskan bahwa saya harus
menjadi idealis, sampai batas-batas sejauh-jauhnya.(Soe Hok Gie)
Mahasiswa sebagai sebuah diskursus menempatkan dirinya sebagai
sebuah pemegang idealisme paling handal. Tak heran banyak kita dengar
ucapan dari mahasiswa bahwa “Idealisme saya adalah harga mati dan tak
akan saya jual demi apapun.” Idealisme bagi mahasiswa bukanlah sekadar
dunia ideal yang begitu dalam akan teori dan mengambang di realita.
Idealisme mahasiswa adalah pertengahan di antara keduanya. Pertemuan itu
dijembatani oleh kesadaran moral mahasiswa yang dekat dengan rakyat dan
sadar akan peran dan posisinya di negeri ini.
Dengan idealisme pula lah mahasiswa dapat berjalan sesuai dengan rel
perjuangan yang telah dipilih. Rel perjuangan itulah yang telah menjadi
warna dalam perjuangan mahasiswa. Namun, semua rel itulah yang akan
menjadi jalan penghubung dan bertemunya sebuah idealisme mahasiswa yang
otentik. Idealisme yang datang dari alam pikir dan alam semesta. Stasiun
yang mempertemukan semua rel perjuangan adalah hati nurani bangsa.
Sehingga pada dasarnya semua pergolakan yang kita lalui demi satu tujuan
dan berawal dari satu alasan, yaitu rakyat. Inilah idealisme mahasiswa
yang sejati.
Bukti idealisme kita sebagai mahasiswa bukan lagi ketika kita mampu
mempertahankan apa yang ada dalam nilai ideal kita ketika berbenturan
dengan realita; ungkapan dari Che Guevara cukup menjadi bukti: “Jika
hatimu bergetar mellihat penindasan maka kau adalah temanku”. Buah
idealisme bukanlah mempertanyakan apakah dia sosialis atau
marxis/komunis. Seperti halnya kebingungan kita pada idealisme Gie yang
condong pada isme apa, tapi kita semua sepakat bahwa idealisme Gie yang
memperjuangkan rakyat kecil. Seperti kisah Gie yang menyaksikan seorang
pengemis sedang makan kulit buah mangga. Gie mencatatakan dalam buku
harian: Ya, dua kilometer dari pemakan kulit mangga, paduka kita mungkin
lagi tertawa-tawa, makan-makan dengan istrinya yang cantik. Aku
besertamu orang-orang malang. Idealisme adalah hal sederhana yang penuh
makna.
Kemudian, mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa memiliki prakara
utama dengan idealismenya. Sejauh mana dia mampu mendalami idealisme
yang dipilihnya dan sejauh mana idealisme tersebut dapat dipertahankan
ketika sudah jauh dari dunia mahasiswa? Konsistensi idealisme menjadi
pokok bila memperhatikan banyak pemeo mengatakan idealisme itu cuma
mainan mahasiswa saja. Ketika sudah tak lagi menjadi mahasiswa,
idealisme tak perlu dipertahankan.
Padahal, idealisme itu adalah realita itu sendiri. Bukan berarti
mahasiswa masih bisa beridealis dikarenakan mahasiswa adalah menjadi
manusia yang bebas dan independen. Tapi, adalah soal sejauh mana
mahasiswa memahami idealisme yang dipilihnya. Kedalaman inilah yang akan
memengaruhi keterkaitan dengan dunia luar kampus yang kelak pemimpin
bangsa dipegang oleh mereka yang dulunya mahasiswa. Bukan berdalih beda
posisi beda situasi. Dulu saya mahasiswa saatnya mengkritik sekarang
menjadi pejabat berganti saatnya dikritik. Idealisme jauh dari syak
wasanga posisi dan peranan. Idealisme menuntut adanya sesuatu yang
diperjuangkan. Menuntut adanya konsistensi perjuangan dan tidak
pragmatis dengan keadaan. Dengan idealismelah arah pergerakan menuju
sesuatu yang dinginkan terlihat jelas dan terarah.
Mahasiswa adalah manusia yang dinobatkan sebagai cendekia. Individu
yang setidaknya telah memiliki cap idealisme pada sosoknya ketika
tersemat status mahasiswa. Idealismenya adalah agen prubahan ‘agent of change’, kekuatan moral ‘moral force’, dan agen control sosial ‘agent of control social’.
Saah satu yang patut diperhatikan mahasiswa sebagai calon pemimpin
bangsa adalah sebuah idealisme dasar. Agen perubahan dan agen control
sosial harus dipahami bukan sakadar idealisme mahasiswa tetapi juga
mennjadi idealisme sebuah individu. Idealisme yang harus dipegang sampai
kapanpun dan tak terpengaruh dengan status mahasiswa.
Mengenai pemahaman pun seorang mahasiswa harus memahami idealisme
sebagai sebuah bentuk perjuangan yang dipilih. Yang berorientasi pada
rakyat dan menuju keadilan. Pemahaman yang utuh menjamin adanya
minimalisasi distorsi pemaknaan terhadap idealisme yang dipegang,
teruatam setalah lepas dari mahasiswa.
Selain pemahaman yang utuh dan konsistensi idelisme mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa adalah idelisme sebagai direct of change.
Fungsi yang seharusnya ada dan diperhatikan. Selama ini kita terjebak
oleh mitos dari Soe Hok, yaitu “kalau tidak mau dikritikbiar kami
mahasiswa yang menjabat dan Anda menjadi mahasiswa yang mengawasi. Tapi,
mahasiswa pun perlu menjadi pengarah berjalannya perubahan. Reformasi
seakan mandeg bisa jadi karena tidak ada perna mahasiswa dala
mengarahkan. Tak mau masuk dalam dunia perjuangan baru di parlemen
karena takut di cap mencari sanjungan atau menjual idealisme.
“Seorang Cowboy datang ke sebuah kota dan horison yang jauh.
Di kota ini sedang merajalela perampokan, perkosaan dan ketidakadilan.
Cowboy ini menantang sang bandit berduel dan ia menang. Setelah
banditnya mati penduduk kota yang ingin berterima kasih mencari sang
cowboy. Tetapi ia telah pergi ke horison yang jauh. Ia tidak ingin
pangkat-pangkat atau sanjungan-sanjungan dan ia akan datang lagi kalau
ada bandit-bandit berkuasa.” (catatan seorang demonstran)
Cerita dari Gie memang relevan dengan keadaannya pada
masa itu yang banyak dinatar temen-temannya terjun ke parlemen dan
menjual idealisme yang dulu dijunjung tinggi. Saat ini, gerakan
mahasiswa tidak melulu menjadi koboi. Tidak harus menjadi pihak luar
yang berjarak dengan masalah seperti menara air. Pun perlu kelak masuk
dalam masalah dan pemecah di dalam.
Biar bagaimanapun idealisme mahasiswa adalah bekal idealisme kita
sebagai calon pemimpin bangsa. Perubahan pun tak akan berubah hanya
karena idealisme semata. Namun, perlu gerakan dari idealisme kita. Pun
demikian yang diucapkan Gie, “Patriotisme tidak akan lahir dari
hipokrisi dan slogan.” Hidup Mahasiswa. Idealisme mahasiswa adalah
idealisme hati nurani bangsa.
Trick-trick cara berorganisasi
Efektifnya suatu organisasi adalah sekretariatan yang merupakan sentral komunikasi organisasi agar efesiennya suatu kinerja. ini bukan sebuah tuntutan tapi sebuah kewajiban yang harus kita jalanni,
Manusia tidak bisa hidup sendiri di dunia ini. Dia harus berinteraksi
dengan orang lain. Mengapa demikian? Karena manusia itu makhluk sosial.
Dia secara individual merupakan bagian dari orang lain. Maka, mau tidak
mau kita sebagai manusia harus srawung dengan orang lain.
Salah satu cara berhubungan dengan orang lain adalah melalui organisasi.
Melalui organisasi, kita mampu mengolah diri dengan benar, baik secara
naluriah maupun fitrah.
Bukti telah banyak di depan mata. Orang-orang yang sukses sebagai
pemimpin, pengusaha, atau status sosial yang mapan lainnya, pasti
dulunya mereka pernah mengenyam pahit manisnya berorganisasi. Mereka
banyak makan asam garam dalam organisasi itu.
Sebut saja Gus Dur salah
satunya.
Mengapa organisasi demikian penting bagi kita, terutama di zaman yang
mendunia (global) saat ini? Itu tidak lain karena dalam berorganisasi
kita akan terasah dan terlatih untuk hidup berjamaah dengan orang lain,
baik suka maupun duka. Di suatu organisasi itulah tercampur secara
alamiah berbagai perilaku dan sifat masing-masing anggota. Ada yang
egois, namun ada pula yang sosial. Ada yang pendiam, tapi ada pula yang
cerewetnya minta ampun.
Nah, dalam kebersamaan di organisasi itulah, akan terbentuk secara alami
manusia yang sempurna dalam arti psikologis. Yakni, manusia yang mampu
kapan saatnya menempatkan posisi dirinya sebagai individu dan kapan pula
dia harus lebih mementingkan kepentingan organisasi demi kepentingan
bersama pula.
Untuk mencapai nikmatnya manfaat berorganisasi itu memang butuh proses
yang panjang dan lama.
Tidak bisa kita hanya berorganisasi dalam
beberapa bulan lalu menuntut kematangan pribadi seperti yang diuraikan
tersebut.
Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara-cara berorganisasi
yang baik. Berikut beberapa cirinya. Pertama, organisasi harus memiliki
anggota yang jelas identitas dan kuantitasnya. Untuk saat ini, setiap
organisasi yang modern pasti menuntut para anggotanya memiliki KTA
(kartu tanda anggota). Maka, tidak dibenarkan istilah ”Romli” atau
“rombongan liar” yang merupakan kumpulan dari ”Talap” alias “anggota
gelap” dari sebuah ”OTB” singkatan dari “organisasi tanpa bentuk”.
Kedua, organisasi harus memiliki pula identitas yang jelas tentang
keberadaannya dalam masyarakat. Artinya, jelas di mana alamat kantornya.
Tampak pula aktivitas sehari-hari kantor tersebut dalam menjalankan
roda organisasi. Ada pula nama, lambang, dan tujuan organisasi yang
termuat dalam AD (anggaran dasar) dan ART (anggaran rumah tangga).
Demikian pula struktur organisasinya. Masih banyak lagi yang bisa
membuktikan keberadaan organisasi itu di mata masyarakat. Jika identitas
tak jelas, maka jangan salahkan masyarakat bila menaruh curiga terhadap
organisasi itu.
Ketiga, organisasi harus memiliki pemimpin serta susunan manajemen yang
juga jelas pembagian tugasnya. Masing-masing bagian, divisi, maupun
seksi juga aktif memainkan perannya. Jadi, sangat ganjil dan dipastikan
”sakit parah” jika organisasi itu yang tampak paling aktif adalah
ketuanya sehingga tampak seperti pertunjukan sirkus one man show dalam
manajemen organisasi itu.
Keempat, dalam setiap aktivitas organisasi harus mengacu pada manajemen
yang sehat. Misalnya, ada tiga tahapan dalam menjalankan roda
organisasi, yaitu planning (peren-canaan), action (pelaksanaan), dan
evaluation (penilaian). Ketiga tahapan itu selalu dimusyawarahkan dan
melibatkan sebanyak mungkin anggotanya, terutama saat melewati tahap
action.
Dalam manajemen itu, yang juga harus mendapat perhatian serius adalah
administrasi. Surat bernomor, kop surat, dan ciri-ciri administrasi
lainnya yang lazim ada di sebuah organisasi.
Kelima, organisasi harus mendapat tempat di hati masyarakat sekitarnya Artinya, organisasi itu dirasakan benar manfaatnya bagi masyarakat.
Maka, kegiatan organisasi dituntut untuk mengakar kepada kebutuhan
anggota khususnya, bahkan untuk masyarakat di sekelilingnya.
Jika kelima syarat organisasi sehat itu sudah ada, maka janganlah ragu
untuk berkiprah di organisasi itu. Ikutlah secara aktif di dalam
organisasi itu apa pun peran atau tugas yang diberikan ketua atau atasan
langsung Anda. Ingatlah, sekecil apa pun peranan Anda di suatu
organisasi dan Anda berhasil menjalankan amanat itu, berarti Anda
memiliki andil dalam menghidupkan organisasi tersebut. Anda harus bangga
bahwa ternyata Anda masih bermanfaat bagi organisasi. Itu juga berarti
Anda bermanfaat bagi orang lain yang ada di organisasi. Kalau Anda
sukses menjalankan tugas yang kecil tadi, pasti pemimpin Anda akan
memberikan amanat yang makin besar dari waktu ke waktu. Bahkan, bukan
suatu hal yang mustahil jika nanti Anda sendirilah yang memimpin
organisasi itu. Modal pengalaman memimpin organisasi tadi pasti akan
bermanfaat bagi Anda dalam terjun di organisasi kemasyarakatan yang
lebih besar. Percayalah!
Akhirnya, selamat berhikmat dalam organisasi. Semoga Anda menuai manfaat
dari hikmat berorganisasi itu kelak bila hidup di tengah-tengah
masyarakat, baik lingkup desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi,
negara, bahkan tingkat dunia. Amin.
1 komentar:
mantaaaap , ,posting pertama hahahaha
Posting Komentar